9 Kultum Singkat Tentang Kematian

Di dunia ini yang pasti hanya kematian, maka dari itu sebagai manusia yang bertaqwa penting untuk mempersiapkan bekal sebelum kematian. Topik kultum seputar kematian juga banyak dicari, tentu saja karena ini menjadi pengingat bagi manusia. Kultum singkat tentang kematian cukup banyak ditemui di berbagai acara keagamaan.

Ada banyak materi yang dapat dibahas di kultum singkat tentang kematian, misalnya pedihnya sakaratul maut hingga cara menghadapinya. Walau kematian terkesan menakutkan, tapi sebenarnya ini menjadi bisa menjadi awal yang baik untuk terus mengingat kematian. Tentu saja ada banyak manfaat yang bisa didapat dengan mengingat kematian yakni agar tidak terlena dengan kehidupan dunia yang sesaat.

Kultum Singkat Tentang Kematian

Berikut ini contoh kultum singkat tentang kematian yang bisa jadi referensi Anda. Contoh-contoh kultum berikut ini cocok digunakan untuk mengisi di berbagai acara keagamaan. Simak selengkapnya di sini.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian yang Bermakna

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim, jamaah yang senantiasa dirahmati Allah mari kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Jika bukan karena nikmat dan kuasanya, kita tidak dapat berkumpul di majelis yang mulia ini.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya yang mulia. Semoga syafaat Nabi Muhammad menyelamatkan kita di Hari Kiamat nanti. Aamiin.

Jika ditanya apa yang pasti di dunia ini, pasti kematian adalah jawaban terbaiknya. Tentu saja kematian menjadi hal yang pasti dan tidak pernah dapat ditolak kehadirannya. Di manapun kita bersembunyi, kematian pasti dapat menemukan kita. Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Anbiya: 35 yang berbunyi,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja’ụn

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Jamaah yang senantiasa dirahmati Allah, begitu dalam makna ayat tersebut. Setiap jiwa yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kematian juga tidak pernah pandang bulu, tua, muda, kaya, miskin, bahkan orang terkuat di bumi ini pasti menghadapi ajalnya.

Maka dari itu jangan pernah putus asa berdoa kepada Allah, agar kita senantiasa diberi akhir hayat yang baik. Kapanpun dan di manapun senantiasa kerjakan kebaikan, kita tidak pernah tahu akan mati dalam keadaan apa. Tapi satu hal yang pasti, seseorang akan dimatikan sebagaimana kebiasaan dalam hidupnya. Barakallah Fiik.

Alhamdulillah, sampailah kita pada bagian penutup. Semoga kultum yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan mendatangkan kebaikan dunia akhirat. Aamiin.

Saya pribadi memohon maaf apabila selama menyampaikan kultum terdapat kata dan perilaku yang kurang berkenan di hati jamaah. Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian dan Cara Mempersiapkannya

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena kebesarannya kita masih diberi nikmat iman, islam, dan ihsan. Allah sebagai tempat kita berdoa dan meminta agar selalu dijauhkan dari dosa dan segala keburukan dunia.

Tidak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, di mana nabi pernah bersabda bahwasannya, “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka harus dengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat harus dengan ilmu, dan barangsiapa menginginkan keduanya tentu saja juga dengan ilmu.”

Ilmu merupakan bekal terbaik yang dapat menyelamatkan kita dari dunia dan akhirat. Salah satu ilmu yang wajib dipelajari adalah perihal kematian. Banyak orang yang menyangkal karena merasa takut jika membicarakan kematian, padahal kematian sebenarnya dapat dipersiapkan. Bagaimana caranya? Sebelum itu, mari simak firman Allah berikut ini,

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Qul innal-mautallażī tafirrụna min-hu fa innahụ mulāqīkum ṡumma turaddụna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.” (Al-Jumu’ah: 8)

Tidak ada satu orang pun yang dapat lari dari kematian. Maka dari itu, sebagai hamba yang bijak alangkah lebih baik mempersiapkan sedini mungkin. Ada tiga cara, yang pertama senantiasa mengerjakan amal shalih di manapun berada. Kedua sudah pasti harus menjauhi perbuatan-perbuatan yang mendekatkan dengan dosa dan terakhir segera bertaubat.

Jamaah rahimakumullah, jangan sampai kehidupan kita di dunia melalaikan akan kematian. Suatu hal pasti yang tidak pernah bisa disangkal siapapun. Maka dari itu, mulai perkuat ibadah wajib dan sunnah kita mulai sekarang.

Sampailah kita pada bagian penutup. Marilah bersama-sama kita tutup kultum hari ini dengan bacaan hamdalah. Alhamdulillahi rabbil alamin.

Jazakallah saya ucapkan kepada jamaah yang telah menyimak hingga akhir, semoga bisa menjadi nasihat baik bagi kita semua. Dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. 

Wabillahi taufiq wal hidayah wa ridho wal inayah.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian dan Ibadah

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena telah mencurahkan beribu-ribu nikmatnya. 

Begitupun shalawat dan salam tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang mana syafaatnya semoga mengiringi langkah kita hingga Hari Kiamat kelak.

قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Qul lā amliku linafsī ḍarraw wa lā naf’an illā mā syā`allāh, likulli ummatin ajal, iżā jā`a ajaluhum fa lā yasta`khirụna sā’ataw wa lā yastaqdimụn

“Katakanlah: “Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah”. Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”

Mungkin banyak dari kita yang masih sering lalai bahwa kematian selalu mengintai kapan saja. Berdasarkan QS Yunus: 49, tiap-tiap umat punya jatah hidup dan ajalnya masing-masing. Umat Nabi Muhammad SAW sendiri umurnya berkisar 60-70 tahun, jarang sekali yang dapat melampaui usia tersebut.

Fakta pendeknya usia sudah seharusnya menjadi teguran bahwa kesempatan untuk beribadah kepada Allah juga harus semakin dikuatkan lagi. Selama hidup, pintu taubat akan selalu dibuka maka gunakan kesempatan ini dengan baik. Jangan sampai saat nyawa sudah sampai tenggorokan, kita baru teringat kepada Allah. Naudzubillah min dzalik.

Dari banyaknya kata yang telah terucap, mohon untuk disimpan yang baik-baik saja. Sementara untuk yang kurang baik dapat ditinggalkan. Semoga kita semakin bijaksana dengan bertambahnya ilmu hari ini. Saya tutup dengan ucapan  Jazakumullah khairan katsiran.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian yang Husnul Khatimah

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta’in waala umuriddunya waddin wassalatu wassalamu ala asyrofil ambiya’i wal mursalin waala alihi wasohbihi ajmain amma ba’du

Setiap orang pasti ingin meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Ini menjadi cita-cita kaum muslimin yang beriman. Hal ini karena mereka mengetahui bahwa kematian adalah kepastian yang tidak dapat ditolak kedatangannya, sebagaimana QS As-Sajdah: 11 berikut ini,

قُلْ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Qul yatawaffākum malakul-mautillażī wukkila bikum ṡumma ilā rabbikum turja’ụn

“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”.”

Setiap dari kita adalah milik Allah, dan hanya kepada Allah kita kembali. Tentu saja kita menginginkan kembali dalam keadaan baik atau disebut kematian husnul khatimah. Semoga jamaah yang hadir di sini pada akhirnya nanti memiliki akhir yang baik, kembali kepada Allah dalam keadaan suci, dan mendapat balasan surga dari setiap ibadah yang dilakukan.

Sampailah kita pada bagian penutup. Izinkan saya menutup dengan kalimat bijak dari Imam Ghazali, “Hiduplah semaumu tapi ingatlah bahwa engkau juga akan mati. Cintailah apapun yang engkau cintai tapi ingat kau tetap akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesuai apapun yang engkau kehendaki, tapi ingat kau akan tetap menerima balasannya.”

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian yang Pasti Terjadi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pertama dan paling utama marilah kita panjatkan puja puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Maha Besar Allah yang telah mengumpulkan kita di majelis penuh berkah ini. Semoga di kesempatan yang berbahagia ini kita senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat. Aamiin.

Tidak lupa shalawat teriring salam kita junjung tinggi kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari dunia kegelapan menuju terang benderang seperti saat ini. Semoga syafaat Rasulullah terus membersamai kita hingga Hari Akhir kelak.

Jamaah yang senantiasa dirahmati Allah, hidup ini hanyalah perihal menunggu. Menunggu jemputan karena sebenarnya kita akan kembali kepada peraduan abadi di sisi Allah SWT. Banyak yang terlena dengan gemerlapnya dunia sehingga lupa tugasnya sebagai manusia.

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Wa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīd

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.”

Dalam QS Al-Qaf: 14 memberikan peringatan kepada kita bahwa sakaratul maut pasti datang, entah bagaimanapun caranya. Kita tidak dapat lari sejauh apapun untuk menghindarinya, yang dapat dilakukan adalah mempersiapkannya dengan baik. Salah satunya dengan memperbanyak amal shalih yakni beribadah kepada Allah SWT.

Kaum muslimin muslimat mari sejenak kita renungkan bahwasannya kita hanyalah manusia yang penuh dosa. Kita tidak bisa apa-apa tanpa bantuan Allah SWT.

Maka dari itu, sebelum saya tutup kultum kali ini. Saya pribadi mohon maaf jika ada salah kata dan perbuatan. Mohon dibukakan pintu maaf selebar-lebarnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian yang Bagus

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin, wassholatu wassalaamu ‘alaa asyrofil anbiyaa-i wal mursalin, nabiyyina wa habibina muhammadin, wa’ala alihi wa shahbihi aj’ma’iin, wa man tabi’ahum bi ihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

Allah adalah pemegang kekuasaan tertinggi atas manusia. Dia mengetahui apa-apa yang tidak diketahui manusia, menghidupkan hingga mematikan semua dapat Allah lakukan dengan sekejap. Inilah tanda-tanda kekuasaan Allah yang patut kita imani, sebagaimana QS Al-An’am: 61 berikut ini,

وَهُوَ ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ

Wa huwal-qāhiru fauqa ‘ibādihī wa yursilu ‘alaikum ḥafaẓah, ḥattā iżā jā`a aḥadakumul-mautu tawaffat-hu rusulunā wa hum lā yufarriṭụn

“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”

Allah memiliki malaikat penjaga yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia. Tugas ini dilakukan malaikat sampai manusia menemui ajalnya, setelah itu buku catatan ditutup selamanya. Tugas kemudian digantikan oleh malaikat pencabut nyawa, yang akan memisahkan roh dan raga manusia.

Maka dari itu, selama hidup di dunia alangkah baiknya untuk selalu berbuat kebajikan. Semua amal baik yang kita lakukan akan dicatat oleh malaikat Allah. Kebaikan inilah yang akan menyelamatkan kita dari panasnya api neraka.

Sampailah kita pada bagian penutup, mari kita tutup dengan bacaan hamdalah. Alhamdulillah hirobbil alamin. 

Semoga kultum yang saya sampaikan hari ini bisa memberi manfaat di dunia dan akhirat. Menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di Hari Pembalasan kelak.

Saya mohon undur diri dan dimaafkan apabila selama membersamai dalam sesi kultum banyak kekurangan. Sebagaimana sifat manusia sebagai makhluk penuh dosa, maka segala perbuatan buruk murni berasal dari saya dan kebaikan hanya datang dari Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian dan Jenis-jenisnya

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Apabila lautan yang ada di dunia ini tinta, pepohonan menjadi pena, dan dedaunan adalah kertas maka tidak akan pernah cukup untuk menuliskan besarnya nikmat Allah.

Shalawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. Manusia paling mulia di muka bumi ini, yang mana kelahirannya mampu mengguncang seluruh langit dan bumi. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad.

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Allāhu yatawaffal-anfusa ḥīna mautihā wallatī lam tamut fī manāmihā, fa yumsikullatī qaḍā ‘alaihal-mauta wa yursilul-ukhrā ilā ajalim musammā, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (Az-Zumar: 42)

Hadirin rahimakumullah, berdasarkan ayat yang baru saya bacakan ada dua jenis kematian menurut Al-Qur’an. Kematian pertama disebut kematian sugra (kecil), di mana ini merupakan kondisi saat manusia tengah tertidur. Saat itu Allah akan menjaga jiwa manusia, dan mengembalikannya karena jadwal kematian belum tiba.

Kedua adalah kematian kubra (besar), ini terjadi tatkala jasad dan badan manusia telah terpisah karena ketetapan Allah. Allah menugaskan malaikat pencabut nyawa sehingga manusia akan mengalami keadaan yang disebut meninggal dunia. Dua jenis kematian yang harus selalu kita ingat agar selalu menjadi hamba yang bertaqwa.

Demikian kultum yang dapat saya sampaikan. Mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya apabila ada perkataan dan perbuatan yang menyinggung jamaah sekalian.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta. Astaghfiruka wa atubu ilak.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian yang Menarik

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang karena nikmat dan kasih sayangnya lah kita dapat berkumpul di majelis mulia ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. Manusia paling mulia di muka bumi ini, yang telah membawa umat manusia keluar dari belenggu kegelapan. Semoga syafaatnya senantiasa membersamai kita hingga Hari Akhir kelak. Aamiin.

وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wa lay yu`akhkhirallāhu nafsan iżā jā`a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā ta’malụn

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.”

Dunia merupakan bentuk ketidakpastian paling nyata, tapi ada satu hal yang pasti yakni kematian. Dalam QS Al-Munafiqun: 11, disebutkan bahwa tidak pernah sekalipun Allah menunda kematian manusia. Jika waktunya telah tiba maka saat itulah roh dan badan akan terpisah.

Allah adalah dzat yang Maha Teliti, tidak akan pernah ada manusia yang dapat lari dari takdir dan kekuasaan Allah. Oleh karena itu, jadilah pribadi yang baik kapanpun dan di manapun karena kita tidak pernah tahu dimatikan dalam keadaan apa. Barakallahu  fiik.

Setiap awal pasti ada akhir, begitupun pertemuan pasti ada perpisahan. Inilah akhir dari kultum hari ini. Semoga nasihat yang saya sampaikan dapat bermanfaat baik di dunia maupun akhirat.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  1. Kultum Singkat Tentang Kematian bagi Muslim Bertaqw

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahirabbil ‘alamin, washolatu wassalamu ‘ala asrofil anbiyai wal mursalin sayyidina wa maulana muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Jika ditanya perihal kenikmatan tertinggi, sudah tentu jawabannya adalah saat di surga nanti. Hidup setelah kematian dan akhirnya menjadi penduduk surga, bukankah ini cita-cita semua muslim yang bertaqwa? Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firmannya,

ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّىٰهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَٰمٌ عَلَيْكُمُ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Allażīna tatawaffāhumul-malā`ikatu ṭayyibīna yaqụlụna salāmun ‘alaikumudkhulul-jannata bimā kuntum ta’malụn

“(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (An-Nahl: 32)

Bagi orang-orang yang bertaqwa, malaikat maut yang datang mencabut nyawanya dengan memberi salam. Wujud yang ditampakkan juga dalam keadaan baik. Sudah pasti kematian orang bertaqwa husnul khatimah.

Jiwa orang-orang yang bertaqwa senantiasa bersih dan perjalanannya menghadap Allah dihiasi dengan rasa bahagia. Tentu ini kematian yang begitu kita idam-idamkan, oleh karenanya jaga diri agar senantiasa patut terhadap perintah Allah. Balasan terbaik bagi muslim yang bertaqwa akan didapatkannya kelak di surga.

Sampailah kita pada bagian penutup. Izinkan saya menutup dengan ungkapan bijak dari Ali bin Abi Thalib, “Jalanilah kehidupan dunia tanpa membiarkan dunia hidup dalam dirimu. Sebagaimana perahu di atas air mampu berlayar, tapi jika air masuk ke dalam perahu justru perahu yang akan tenggelam.”

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Itu dia ulasan mengenai contoh kultum singkat tentang kematian. Ada berbagai contoh materi kultum yang bisa Anda gunakan sebagai referensi. Tentu saja untuk penggunaannya dapat disesuaikan dengan acara yang sedang digelar.

Hanya orang biasa yang mencoba untuk menyebarkan ilmu Agama Islam sesuai sumber terpercaya yaitu Al-Quran dan Hadis.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.